Selasa, 30 Juni 2015

Tuan FULUS bin UANG berkata....
















Penampilanku biasa saja, fisikku juga lemah, namun aku 

mampu merombak tatanan dunia. 



Aku juga "bisa" merubah perilaku, bahkan sifat manusia 

karena manusia mengidolakan aku. 


Banyak orang merubah kepribadiannya dan mengkhianati 

teman, menjual tubuh, bahkan meninggalkan keyakinan 

imannya, demi aku !



Aku tidak mengerti perbedaan orang saleh & bejat, tapi 

manusia memakai aku menjadi patokan derajat, 

menentukan kaya miskin & terhormat atau terhina.


Seharusnya aku melayani manusia, tapi kenapa malah 

manusia mau jadi budakku ?



Aku tidak pernah mengorbankan diriku untuk siapa pun, 

tapi banyak orang rela mati demi aku.



Sesuai fungsinya aku hanya bisa menjadi alat bayar, 

namun tidak mampu menjadi alat untuk memperpanjang 

hidup manusia.



Kalau suatu hari nanti manusia itu dipanggil Yang Maha 

Kuasa, aku tidak akan bisa menemaninya, apalagi menjadi 

penebus dosa-dosanyamereka harus menghadap sendiri 

kepada Sang Pencipta lalu menerima penghakiman-NYA.



Saat itu, Tuhan pasti akan hitung-hitungan dengan 

manusia "APAKAH SELAMA HIDUPNYA ITU MENGGUNAKAN 

aku dgn baik,atau sebaliknya MENJADIKAN aku sebagai 

TUHAN "?



Salam sayang,


ttd


FULUS bin Uang 

Selasa, 23 Juni 2015

FILOSOFI TARUNG DERAJAT


SNIPER MORTAL GHADA
“SENI KEPERKASAAN
PEMBINAAN MORAL DAN MENTAL
GURU HAJI ACHMAD DRADJAT"


MOTTO ;
“AKU RAMAH BUKAN BERARTI TAKUT
AKU TUNDUK BUKAN BERARTI TAKLUK"


POLA PELATIHAN
"JADIKANLAH DIRIMU
OLEH DIRI SENDIRI"


PRINSIP :
"AKU BERLATIH TARUNG DERAJAT
ADALAH
UNTUK MENAKLUKAN DIRI SENDIRI
TAPI,
TIDAK UNTUK DITAKLUKAN ORANG LAIN


KEKUATAN
KECEPATAN,
KETEPATAN,
KEBERANIAN, DAN
KEULETAN
ADALAH 5 (LIMA) UNSUR DAYA GERAK
MORAL TARUNG DERAJAT


OTOT, OTAK, DAN NURANI
ADALAH SENJATA HIDUPKU


KESADARAN, KECERDASAN, DAN KESANTUNAN
ADALAH
LANDASAN PERILAKU HIDUP
ANGGOTA TARUNG DERAJAT


KODRAT HIDUP TERJADI
KARENA KITA SEMUA MEMILIKI
INSTRUMEN,
ORGANISASI,
KECERDASAN,
AKHLAK, DAN
AGAMA


KEHIDUPAN HAKEKATNYA
ADALAH
MANUSIA DENGAN ALAM SEMESTA,
MANUSIA DENGAN LINGKUNGANNYA,
MANUSIA DENGAN ORANG LAIN,
MANUSIA DENGAN DIRINYA SENDIRI, SERTA
MANUSIA DENGAN TUHANNYA



(SANG GURU)

Rabu, 17 Juni 2015

KEARIFAN LOKAL

Merantau sudah menjadi kebiasaan kebanyakan orang Makassar, sejak dulu sampai sekarang.


Ada sebuah Kebiasaan yang dipegang oleh masyarakat Makassar yang juga sudah menjadi adat para orang tua ketika melepas anaknya pergi merantau. Ketika seorang anak telah memutuskan berangkat merantau, para orang tua tidak membekali anak-anaknya dengan uang ataupun harta benda sebagai bekal. Tapi cukup dengan 3 ujung atau dalam bahasa Makassar disebut: TALLU CAPPA’.


Dalam pappasang to riolo (pesan para leluhur) dikatakan: “Nia tallu cappa’ bokonna to lampaiyya, iyamintu : Cappa’ lila, Cappa’ laso, Cappa’ badi’. (Ada tiga ujung yang harus menjadi bekal bagi orang yang bepergian, yaitu ujung lidah, ujung kemaluan, dan ujung badik).


"Kalo dikampungnya ko orang jaga baik-baik tiga ujung itu. Kau akan jadi untung atau merugi, tergantung bagaimana kau berperilaku dengan tiga ujung yang kau bawa.”


Lidah dan kemaluan sudah ada sejak lahir, sementara badik adalah diri kedua yang harus dimiliki setiap laki-laki Makassar saat mereka sudah balig. 


Merantau bagi orang Makassar berarti penaklukan, adaptasi, atau paling rendah bertahan di negeri orang dengan hidup tidak direndahkan. Tallu Cappa adalah tahapan dalam proses penaklukan, adaptasi atau bertahan tersebut. Dalam situasi apapun, ketiga ujung ini berperan menurut situasi dan kondisi.


Budaya Tallu Cappa sangat dikenal di kalangan orang Makassar sebagai falsafah hidup, beriringan dengan budaya siri’ na pacce (rasa malu dan kesetiakawanan) baik di tanah adat sendiri, terlebih di negeri orang. Tallu Cappa digunakan di banyak aspek kehidupan: sosial, politik, maupun ekonomi.



Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan Makassar, ujung lidah diartikan sebagai kecerdasan yang mencakup semua hal, baik kecerdasan emosional sampai kecerdasan spiritual, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.


Sedangkan ujuang kemaluan, bisa diartikan bahwa dalam mencari jodoh, hendaklah mencari jodoh dari kalangan bangsawan, atau orang yang berpengaruh. Karena dengan demikian orang Makassar berharap memperoleh kedudukan dan peningkatan status sosial di tengah masyarakat.


Sementara ujung badik bermakna bahwa dalam pergaulan hendaklah menjaga harkat dan martabat sebagai orang Makassar yang menjunjung tinggi adat ‘Siri na Pacce’. Sekaligus bila menghadapi permusuhan, maka  di sinilah fungsi ujung yang terakhir, sebagai senjata pamungkas dan harga diri sebagai taruhan, dengan catatan bahwa kita dalam posisi yang benar.

Rabu, 03 Juni 2015

Diam Adalah Solusi Terbaik



Dalam hidup ini terkadang kita sering menjumpai banyak sekali orang-orang yang sebenarnya tidak mengetahui kehidupan kita, tidak mengetahui niat dan tujuan kita, namun mampu berkomentar yang buruk tentang kita.
Kita tidak akan pernah selamat dari celaan dan gangguan orang lain. Maka solusi paling tepat adalah diam.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengabarkan bahwa Allah, SWT menjanjikan hambaNya sebuah rumah di surga jika dia berani meninggalkan perdebatan.
Diam adalah jawaban yang terbaik bagi mereka-mereka yang sudah dijelaskan, namun masih tidak mampu menangkap apa yang kita maksud. Biarlah Allah, SWT yang mengatur dan mengetahui segala sesuatu. 
Tahanlah dirimu, sesungguhnya kita tidak akan pernah selamat dari celaan orang lain Maka santai saja, Allah, SWT yang akan mengatur dan mendamaikan hatimu.

“DIAM adalah solusi terbaik untuk menghadapi orang yang BODOH dan BANYAK BICARA.” (Ali bin Abi Thalib)
Sumber : berbagai sumber